Geger ikan kalengan sarden
bikin panik, karena ungkapan ada cacing. Istilah cacing ini menimbulkan rasa
takut dan jijik, tentu sebagai sesuatu yang dibayangkan awam membahayakan
tubuh. Apa siapa bagaimana sesungguhnya ihwal cacing dalam sarden ini?
Ikan kalengan awalnya hanya
terbuat dari jenis ikan sarden, ikan berukuran lebih kecil. Namun kemudian
berkembang dari jenis ikan lebih besar, salah satunya mackarel. Namun apa pun
jenis ikannya, kalengan ikan tetap disebut ikan sarden.
Yang disebut cacing dalam ikan
mackarel itu memang betul salah satu parasit pada ikan, yang bisa menginfeksi
manusia. Namanya anisakis. Seperti parasit lain yang bersifat zoonosis, atau
infeksi dari hewan yang bisa menulari manusia, anisakis melewat siklus hidupnya
dari ikan laut, khususnya ikan yang carnivora, yang memangsa ikan kecil, udang,
cumi.
Siklus hidup cacing anisakis
melalui beberapa tahapan, dan tahap akhirnya menjadi larva pada tubuh ikan
pemangsa. Di dalam tubuh ikan pemangsa, selain ikan mackarel, sering pada ikan selar,
dan tenggiri.
Dalam tubuh ikan inilah larva
kemudian lahir menjadi cacing dewasa, yang tidak hanya dalam pencernaan ikan
bermukimnya, melainkan bisa menembus memasuki daging ikan juga. Maka cacing
dewasa anisakis ditemui dalam daging ikan juga.
Manusia tertular cacing
anisakis apabila menelan ikan yang positif mengandung cacing anisakis dalam
keadaan hidup dan itu terjadi kalau mengonsumsi mentah, atau memasaknya
setengah matang. Tidak terinfeksi apabila ikan sudah diproses pemanasan di atas
sekurangnya 70 derajat C, atau pendinginan minus 20 derajat C.
Kita tahu proses pengalengan
ikan apa pun sudah lebih dari 120 derajat C selain pada waktu pemancingan
disimpan dalam suhu rendah. Mestinya, sekalipun ada ikan yang positif bercacing
anisakis, cacing sudah tewas.
Menelan cacing tewas sama
halnya seperti kita menelan ulat dalam petai, atau pada kangkung, atau sayur
mayur, yang tanpa kita sadari. Atau sama saja dengan menelan goreng jangkrik,
belalang, atau menelan ulat sagu mentah. Tidak ada makna penyakit, melainkan
alasan jijik, dan estetika belaka. Sama sekali tidak mengganggu kesehatan. Dan
kalau Menteri Kesehatan bilang menelan cacing mati anisakis hanya menambah
asupan protein dari cacing, tidak perlu dicemooh atau kita jadi nyinyir, karena
maksudnya supaya masyarakat tidak panik, dan beranggapan tidak menjadi soal
sekalipun sudah menelan cacing anisakis yang sudah almarhum.
Ini posisi ilmiahnya.
Sesungguhnya lebih penting kita mewaspadai kalau mengolah sendiri ikan selar
dan tenggiri, dan tentu jenis mackarel, atau kebiasaan makan ikan mentah lain,
yang jauh lebih berisiko, ketimbang kalengan sarden yang cacingnya sudah tidak
berpotensi bikin penyakit.
Adapun penyakit yang
ditimbulkan oleh cacing anisakis atau disebut anisakiasis berwujud reaksi
alergi ringan berupa gatal-gatal sampai yang berat reaksi anaphylactic shock,
sebagai salah satu gejala yang kita lebih mengenalnya sebagai keracunan ikan
laut.
Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar