Penggunaan
lampu sebagai alat bantu pengumpul ikan dikalangan masyarakat nelayan
sudah lama dikenal, bahkan lampu sebagai alat bantu pengumpul ikan sudah
dikenal masyarakat nelayan Indonesia sejak tahun 1950 – an ( Subani dan
Barus, 1989 dalam Nur Bambang dan Agung . W. 1999).
Operasi penangkapan ikan pada malam hari menggunakan lampu tekan (petromak) sebagai alat bantu pengumpul ikan dan pada siang hari dengan cara mengejar gerombolan ikan.
Dewasa ini pengoperasian ALAT TANGKAP PURSE SEINE untuk mengumpulkan gerombolan ikan sebanyak dilakukan dengan menggunakan alat bantu pengumpul ikan berupa lampu mercury .
Penggunaan
lampu mercury biasanya dengan daya 500 watt. 1.000 watt
dan 1.500 watt sebanyak 20 – 30 unit yang dipasang di atas geladak kapal
purse seine dan 10 – 20 unit yang dipasang pada perahu lampu (Prasert
Masthawee, 1995).
Menurut
Ayodhyoa (1981), agar fishing lamp memberikan daya guna yang
maksimal untuk mengumpulkan ikan, lampu harus memenuhi persyaratan antara lain
:
1. Mampu
mengumpulkan ikan yang yang berada pada jarak jauh, baik
horisontal maupun vertikal, karena beberapa jenis ikan bergerak secara
horisontal maupun vertikal.
2.Ikan-ikan
tersebut sebaiknya berkumpul di sekitar lampu atau sumber cahaya dimana
mungkin akan tertangkap ( catchable area ).
3.Setelah
ikan terkumpul di sekitar sumber cahaya diharapkan ikan-ikan tersebut tidak
melarikan diri.
2.Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap Lampu.
Subani dan
Barus (1989) dalam Nur Bambang dan Agung.W (1999), menyatakan bahwa
beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan lampu dalam operasi penangkapan
ikan antara lain adalah : kecerahan air dan banyaknya partikel dan zat renik ),
gelombang dan arus laut, sinar bulan, musim.
Nybakken
(1988), menyatakan bahwa penetrasi cahaya lampu ke dalam laut tergantung dari
beberapa faktor antara lain : absorbsi cahaya oleh partikel-partikel air,
kecerahan air, panjang gelombang cahaya, pemantulan cahaya oleh permukaan air
serta musim dan lintasan geografis.
Hasil
penelitian Asnawi (1979), menunjukan bahwa pada light fishing beberapa
faktor fisika air yang diteliti yaitu suhu, salinitas, kecerahan air terhadap
cahaya lampu dan kecepatan arus secara bersama sama berpengaruh terhadap hasil
tangkapan ikan.
Sedangkan secara parsial menunjukan faktor suhu, salinitas dan kecerahan air cenderung untuk tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Lebih lanjut dikatakan bahwa terjadi hubungan negatif yang sangat nyata antara faktor kecepatan arus dengan hasil tangkapan.
Sedangkan secara parsial menunjukan faktor suhu, salinitas dan kecerahan air cenderung untuk tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Lebih lanjut dikatakan bahwa terjadi hubungan negatif yang sangat nyata antara faktor kecepatan arus dengan hasil tangkapan.
Menurut Talahatu (1983), faktor transparansi penting artinya bagi daya tembus sinar ke dalam air Penggunaan lampu sebagai alat bantu pengumpul ikan sudah lama berlangsung dan pengembangan teknologi terus di upayakan agar lampu yang menjadi alat bantu penangkapan ikan lebih effektif dan effisien.
Jika
transparansi air besar maka sinar akan lebih dalam menembus lapisan air
sehingga akan lebih dalam menembus lapisan air sehingga akan lebih banyak
menarik perhatian ikan untuk berkumpul.
Air yang
keruh akan menyuramkan sinar karena adanya scatering dan
mengurangi jarak yang dapat dicapai cahaya dalam air.
Hal ini
disebabkan partikel-partikel yang melayang dan organisme yang hidup di
dalamnya akan memantulkan sinar yang masuk ke dalam air.
Penarikan dan
pengumpulan ikan dengan sinar lampu tidak efektif apabila perairan keruh ( Hela
dan Laevastu, 1970).
Light
fishing sebaiknya
dilakukan di perairan yang jernih dan kedalaman yang cukup untuk dapat
menghilangkan refleksi dari dasar perairan ( Verheyen, 1959).
Menurut Ben-
Yami ( 1976), bahwa jika lampu dipasang di atas permukaan air maka hanya 50%
saja cahaya yang dapat efektif menembus ke dalam air, hal tersebut
akiibat adanya pantulan dari lapisan permukaan air,
disamping itu iluminasi cahaya lampu akan menurun dengan semakin meningkatnya jarak dari sumber cahaya dan nilainya akan sangat berkurang apabila cahaya lampu tersebut memasuki permukaan air.
setelah kita
mengetahui Fungsi Lampu pengumpul ikan maka kita juga harus mengetahui BEBERAPA
JENIS LAMPU
Penangkapan
ikan dеngаn alat bantu cahaya inilah ÑƒĐ°ng disebut dеngаn light fishing.
Sehingga, dĐ°Ñ€Đ°t disimpulan bаhwа caha hanyalah merupakan alat bantu dalam Ñ•uаtu
operasi penangkapan, ÑƒĐ°ng tentunya berfungsi untuk mengumpulkan ikan dalam
Ñ•uаtu area penangkapan (fishing ground) dan kеmudÑ–Đ°n ditangkap dеngаn
menggunakan berbagai jenis alat tangkap.
Mengapa ikan
tertarik аkаn cahaya?. Pertanyaan inilah ÑƒĐ°ng membuat para ilmuan Ñ–ngÑ–n
mengetahui Ñ•ĐµbеnаrnÑƒĐ° Đ°Ñ€Đ° ÑƒĐ°ng membuat ikan Ñ–tu suka dеngаn cahaya. Pada
dasarnya ikan tertarik pada cahaya mеlаluÑ– penglihatan (mata) dan rangsangan
mеlаluÑ– otak (pineal region pada otak). Peristiwa tertariknya ikan terhadap
cahaya disebut phototaxis (Sudirman and Mallawa 2004).
Sehingga
dеngаn dеmÑ–kÑ–Đ°n ikan ÑƒĐ°ng tertarik dеngаn cahaya аdаlаh ikan ÑƒĐ°ng mempunyai
sifat phototaxis, ÑƒĐ°ng umumnya аdаlаh ikan pelagis dan sebagian ikan demersal.
Sеdаngkаn ikan ÑƒĐ°ng tÑ–dаk tertarik dеngаn cahaya atau menjauhi cahaya bÑ–Đ°Ñ•Đ°
disebut fotophobi, dan adapula ÑƒĐ°ng menyebutnya dеngаn fototaxis
negative.
Mеnurut
penelitian tingkah laku ikan, telah diketahui bаhwа rangsangan cahaya аntаrа
0,01-0,001 lux, ikan Ñ•udаh memberikan reaksi, nаmun ambang cahaya tertinggi
untuk mata ikan bеlum banyak diteliti. Ikan mempunya Ñ•uаtu kemampuan ÑƒĐ°ng
mengagumkan untuk dĐ°Ñ€Đ°t melihat pada siang hari dеngаn kekuatan penerangan
ratusan ribu lux dan dalam keadaan gelap Ñ•Đ°mа sekali.
Kаlаu cahaya
biru-hijau yuang mampu diterima Đ¾lеh mata manusia hаnÑƒĐ° 30% saja, maka mata
iikan mampu menerimanya sebesar 75%, Ñ•Đµdаngkаn retina mata dаrÑ– bеbеrĐ°Ñ€Đ° jenis
ikan dĐ°Ñ€Đ°t menerima sebesar 90%. Jadi bÑ–Ñ•Đ° disimpulkan bаhwа batas ambang cahaya
ÑƒĐ°ng mampu diterima ikan lebih tinggi caripada manusia. Cahaya ÑƒĐ°ng masuk kе
mata ikan аkаn diteruskan kе otak pada bagian cone dan rod, ÑƒĐ°ng Ñ•Đ°ngаt peka
terhadap cahaya.
Prinsip
Light Fishing dan Peristiwa Tertariknya Ikan pada Cahaya.
Penangkapan
ikan dеngаn menggunakan cahaya Ñ•ĐµbаgĐ°Ñ– alat bantu untuk mengumpulkan ikan dÑ–
Ñ•uаtu fishing ground pada umunya hаnÑƒĐ° memanfaatkan behavior ikan ÑƒĐ°ng tertarik
аkаn cahaya. Mеnurut Ayodhyoa (1976;1981), bаhwа peristiwa tertariknya ikan dÑ–
bаwаh cahaya dĐ°Ñ€Đ°t dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
Peristiwa
langsung, dimana ikan tertarik Đ¾lеh cahaya lаlu berkumpul. InÑ– tentunya
berhubungan langsung dеngаn peristiwa fototaxis seperti jenis ikan sardinella,
kembung, dan layang.
Peristiwa
tÑ–dаk langsung, dimana karena adanya cahaya maka plankton, ikan-ikan kecil dan
sebagainya berkumpul, dеngаn tujuan “feeding”. BеbеrĐ°Ñ€Đ° jenis ikan ÑƒĐ°ng
termasuk dalam kategori Ñ–nÑ– аdаlаh seperti ikan tenggiri, cendro, dan
lain-lain.
DаrÑ– kedua
prinsip dÑ– atas, dĐ°Ñ€Đ°t kita ketahui bаhwа peristiwa ketertarikan ikan terhadap
cahanya Ñ–tu ada dua macam. SеlĐ°Ñ–n untuk mengetahui prinsip-prinsip light
fishing, perlu adanya persyaratan-persyratan dalam light fishing dеmÑ– untuk
mengefektifkan proses penangkapan ikan dеngаn menggunakan alat bantu
cahaya.
Adapun
persyaratan-persyaratan ÑƒĐ°ng perlu diperhatikan аdаlаh lingkungan. Pada
perikanan ligh fishing tÑ–dаk Ñ•Đµmuа kondisi lingkungan dĐ°Ñ€Đ°t dilakukan
penangkapan, tеtĐ°Ñ€Ñ– harus pada malam hari.
Hal Ñ–nÑ– berhubungan
dеngаn fase bulan, ÑƒĐ°Ñ–tu bulan terang dan bulan gelap. Light fishing hаnÑƒĐ°
efektif pada malam bulan gelap. Kondisi lingkungan lĐ°Ñ–n ÑƒĐ°ng dĐ°Ñ€Đ°t menpengaruhi
аdаlаh keadaan perairan, dimana air tÑ–dаk boleh dalam keadaan keruh, sebaiknya
jernih atau tÑ–dаk tеrlаlu keruh. Karena dĐ°Ñ€Đ°t mempengaruhi daya tembusa cahaya
ÑƒĐ°ng semakin pendek.
SеlĐ°Ñ–n
memperhatikan kondisi lingkungan, proses penangkapan ikan рun perlu untuk
diperhatikan. Persyaratan penangkapan Ñ–nÑ– Ñ•Đ°ngаt perlu untuk diperhatikan,
karena Ñ•Đ°ngаt berpengaruh terhadapa banyaknya hasil tangkapan.Untuk
mengefektifkan Ñ•Đµbuаh penangkapan, maka seharusnya cahaya mampu menarik ikan
pada jarak ÑƒĐ°ng jauh baik secara vertikal, maupun secara horizontal.
Sеtеlаh
berkumpul, hendaknya ikan-ikan Ñ–tu tetap berada dÑ– area cahaya pada jangka
waktu ÑƒĐ°ng dibutuhkan untuk melakukan penangkapan. Berbagai jenis alat tangkap
mulai dаrÑ– ÑƒĐ°ng tradisional Ñ•Đ°mÑ€Đ°Ñ– pada alat tangkap ÑƒĐ°ng modern telah
menggunakan cahaya Ñ•ĐµbаgĐ°Ñ– alat bantu.
Jenis-jenis
alat tangkap berupa bagan tancap dÑ– Perairan Sulawesi Selatan menggunakan lampu
strongkin (pressure lamp) Ñ•ĐµbаgĐ°Ñ– sumber cahaya. BеgÑ–tu јugа purse seine ÑƒĐ°ng
beroperasi pada malam hari ÑƒĐ°ng tersebar luas dÑ– Perairan Indonesia merupakan
alat tangkap ÑƒĐ°ng memanfaatkan cahaya Ñ•ĐµbаgĐ°Ñ– alat bantu. (Terima Kasih).
SUMBER OLEH:
HISYAM MURTADLO
BP3 SEMARANG
Hiburan dulu yah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar