Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” (QS Ash-Shaff: 2-3).
Ayat di atas sedang membicarakan orang yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka kerjakan. Mungkin di antara mereka ada yang mengatakan A, tapi sesungguhnya dia tidak melakukannya sama sekali. Mereka berdusta, hanya karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Mengapa Allah Swt. murka kepada orang seperti itu?
Pertama,
karena Allah sangat membenci orang-orang munafik. Rasulullah Saw. bersabda, “Tanda-tanda orang munafik ada tiga. Jika berjanji, mengingkari, jika berkata, dusta dan jika dipercaya, khianat.”
Kedua,
karena Allah Swt. sangat membenci orang yang hanya berkata saja tanpa mau melakukan apa yang ia katakan. Termasuk ke dalam kategori ini, mungkin, orang yang lebih banyak bicara ketimbang berbuat. Oleh karena itu, seorang juru dakwah, khatib, penceramah, atau muballigh adalah orang-orang yang seharusnya telah melaksanakan apa-apa yang mereka sampaikan kepada audiens atau masyarakat.
Kaum Muslimin generasi pertama lebih banyak menyebarkan Islam dengan perilaku dan bukti nyata. Mereka memberikan keteladanan dengan akhlak terpuji, bukan janji. Dan kasih sayang mereka kepada sesama umat manusia adalah fakta, bukan sekedar cerita.
Semoga para pemimpin dan tokoh masyarakat di Indonesia dapat meneladani sikap dan perilaku Rasulullah Saw., para sahabat dan orang-orang saleh yang mendapat hidayah dari Allah Swt.
Wallahu a’lam bish shawab.
Agri Wacana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar