HATI YANG BERCAHAYA
Seorang murid mendatangi Kiyainya dan bertanya, “ Saya sudah lama dzikir untuk membuka hati, apakah sekarang hati nurnaiku sudah terbuka...?”
Lalu guru tersebut menjawab, “ Anakku, pernahkan kamu menyakiti orang lain dengan lisanmu, lalu hatimu merasakan apa...?”
Murid tersebut menjawab, “ Hatiku sangat lega dan bahagia bisa menyakitinya, karena dia tidak suka denganku.”
Guru tersebut berkata, “ Berarti hati nuranimu belum terbuka, dzikirmu hanya sebatas lidah, belum masuk dan terpatri ke dalam hati.Terbukanya hati nurani itu ada tahapan-tahapanya:
Pertama: Ketika seseorang berbuat dosa lalu menyesalinya dan hatinya bingung dan resah lalu bertaubat.
Kedua: Seseorang yang akan melakukan perbuatan dosa, hatinya sudah resah dan bingung lalu dia membatalkan perbuatan dosanya.
Ketiga: Hati akan bersuara dengan jelas melarang seseorang untuk menjauhi perbuatan dosa, dan dia selalu mengikuti hati nuraninya.”
Dari Wabishah bin Ma’bad radiyallahu anhu, ia berkata:“Aku telah datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebajikan?”
Aku menjawab: “Benar”
Beliau bersabda: “Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebajikan itu adalah apa-apa yang menentramkan jiwa dan menenangkan hati dan dosa itu adalah apa-apa yang meragukan jiwa dan meresahkan hati, walaupun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.” (HR. Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar